Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Reflektif Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum)PPG Guru Tertentu 2025

Cerita Reflektif Pembelajaran Mendalam dan Asesmen - PPG Guru Tertentu 2025

Cerita Reflektif Pembelajaran Mendalam dan Asesmen

PPG Guru Tertentu 2025

Bapak/Ibu Guru, sebelum melanjutkan pembelajaran ke topik II, refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik I. Ceritakan bagaimana prinsip UbD dapat membantu Bapak/Ibu Guru dalam merancang pembelajaran yang efektif dan apa tantangan yang dihadapi?

Prinsip Understanding by Design (UbD) membantu kami sebagai pendidik dalam merancang pembelajaran secara lebih terarah karena prosesnya dimulai dari tujuan akhir (end goals) yang ingin dicapai peserta didik. Dengan memulai dari hasil yang diharapkan, saya dapat menetapkan terlebih dahulu pemahaman mendalam yang harus dimiliki siswa, kemudian menyusun asesmen yang relevan, dan selanjutnya merancang kegiatan belajar yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Pendekatan ini menjadikan pembelajaran lebih terstruktur dan bermakna.

Meski demikian, saya menghadapi tantangan berupa keterbatasan waktu untuk menyusun rencana pembelajaran yang sepenuhnya mengikuti prinsip UbD, terutama dalam merancang asesmen autentik dan kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan beragam peserta didik.

Selain itu, beralih dari kebiasaan lama dalam menyusun pembelajaran memerlukan proses adaptasi serta pemahaman mendalam yang tidak bisa dicapai secara instan. Meskipun begitu, saya yakin bahwa melalui latihan dan kolaborasi antar guru, tantangan ini dapat diatasi secara bertahap.

Sebelum mengakhiri sesi pada topik ini, ekspresikan pengalaman yang Bapak/Ibu miliki selama menjadi guru dalam merancang pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran berdiferensiasi melalui cerita reflektif. Ceritakan bagaimana merencanakan pembelajaran terdiferensiasi yang relevan di kelas Bapak/Ibu Guru, sehingga diyakini dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran?

Selama menjadi guru, saya memahami bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki peran penting dalam menjawab keberagaman kebutuhan, kemampuan, dan gaya belajar siswa. Langkah awal yang saya lakukan adalah mengenali karakteristik setiap siswa melalui observasi dan asesmen awal. Dari proses ini, saya mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kekuatan, tantangan, dan preferensi belajar masing-masing siswa, sehingga dapat menjadi dasar dalam merancang strategi pembelajaran yang tepat.

Dalam praktiknya, saya mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang fleksibel, seperti:

  • Menyediakan materi dengan tingkat kesulitan yang bervariasi
  • Menggunakan metode pengajaran yang beragam
  • Memberikan tugas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa

Misalnya, ketika mengajar bahasa Indonesia, saya menyiapkan kegiatan membaca dengan teks yang sama, tetapi disertai variasi tingkat pemahaman sesuai kemampuan siswa. Selain itu, saya juga memberikan pilihan proyek yang selaras dengan minat mereka, sehingga setiap siswa merasa lebih terlibat dalam proses belajar.

Pendekatan ini terbukti relevan dan efektif karena mampu meningkatkan motivasi belajar sekaligus memberikan kesempatan yang adil bagi setiap siswa untuk berkembang. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, saya dapat memastikan bahwa tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh semua siswa sesuai potensi masing-masing. Hal ini juga menciptakan suasana kelas yang lebih inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam proses belajarnya.

Bapak/Ibu Guru, sebelum melanjutkan pembelajaran ke topik IV, refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik III. Ceritakan apa inspirasi yang Bapak/Ibu Guru dapatkan setelah mempelajari topik ini? (Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran)

Saya memahami bahwa penerapan Teaching at the Right Level dalam kegiatan belajar di kelas menuntut perhatian pada perbedaan kesiapan belajar, kemampuan, dan pengetahuan setiap peserta didik, meskipun mereka berada pada tahap yang sama. Prinsip ini mengingatkan saya bahwa keberagaman tersebut perlu diakomodasi agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan inklusif.

Untuk itu, langkah yang ingin saya lakukan adalah segera mengidentifikasi strategi yang tepat dalam menentukan serta menyesuaikan pembelajaran sesuai karakteristik masing-masing siswa. Inspirasi yang saya peroleh adalah pentingnya:

  • Melakukan asesmen awal untuk memetakan kemampuan
  • Menerapkan pengajaran yang fleksibel
  • Memberikan perhatian lebih pada kebutuhan individu

sehingga semua peserta didik dapat belajar secara optimal sesuai tingkatannya.

Bapak/Ibu Guru, sebelum mengakhiri pembelajaran pada modul ini, refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik IV. Ceritakan apa inspirasi yang Bapak/Ibu Guru dapatkan setelah mempelajari topik ini? (Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching pada Pembelajaran)

Dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), guru dapat mengintegrasikan budaya peserta didik ke dalam proses pembelajaran. CRT sendiri merupakan strategi pengajaran yang menghargai dan mengakui keberagaman budaya siswa dalam proses belajar. Melalui penerapan CRT, lingkungan belajar dapat terbentuk menjadi ruang yang aktif dan selaras dengan latar belakang budaya peserta didik.

Pendekatan ini dipilih karena memberi peluang bagi siswa untuk menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup mereka, sehingga materi menjadi lebih bermakna. Dengan keterkaitan tersebut, peserta didik dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang diajarkan.

Refleksi ini menunjukkan perjalanan pengembangan profesional yang berkelanjutan dalam praktik mengajar. Dengan menerapkan prinsip UbD, pembelajaran berdiferensiasi, Teaching at the Right Level, dan Culturally Responsive Teaching, saya sebagai pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, efektif, dan bermakna bagi semua peserta didik.